20131103

Maaf

Aku tiada mengaku aku baik.
Yang akan aku akui adalah aku sekarang cuba berubah menjadi lebih baik dari aku yang dulu.

Allah, susah perjalanan ini.
Aku sudah terbiasa berfikiran negatif, sudah terbiasa melayani amarah, sudah terbiasa mendahulukan syaitan dari Allah.

Kini aku ingin mendahulukan Allah.
Dan biar aku fahamkan kamu betapa susahnya perjalanan ini.
Aku dahulu bila marah aku akan terus katakan, aku akan luahkan, sama ada aku berhadapan dengan orangnya, bahaskan isu yang menjadi amarahku sehingga semuanya sudah selesai.
Bila aku marah, aku mencaci memaki.
Dahulunya aku merasakan ada baiknya aku berhadapan sahaja dengan orang yang menjadi masalahku daripada aku diamkan dan simpan yang hanya akan menjadi bahan umpatanku bila aku sudah punya kawan berperasaan sama.
Allah, jalan syaitan itu terlalu mudah dan jalan Allah itu umpama mendaki bukit dengan cuma bertangan kosong.
Aku baru sahaja belajar mengenali Allah. Perjalananku balik kepada Allah sesungguhnya tiada berhalangan melainkan kelemahanku sendiri. Aku tewas dengan marahku sendiri. Aku tewas dengan perasaanku sendiri.

Ya Allah.
Aku tahu bergaduhan dan saling membenci itu bukan jalanMu.
Sungguh bermatian aku cuba bersangka baik, ya Allahku. Tapi bila mulut mereka yang mencaci, aku lemah.
Mereka kenal aku siapa dan mereka tahu aku bagaimana.
Bila mereka berkata yang aku berpura-pura mungkin ada benarnya.
Aku ni cuma hambaMu yang buruk dan jahat. Tiada yang baik padaku.
Tiada yang bagus pada diriku.
Mereka sudah terlebih dahulu mengenaliMu, ya Allah, jadi mereka memang lebih arif bila melalui jalanMu.
Apalah aku ini, solatku masih boleh dikira dengan jari. Itupun masih kulalaikan.

Aku pada dasarnya orang yang sesat dari jalan Allah.
Aku tidak pernah ingat Allah.
Dahulu, aku cuma ingat Allah bila ingin makan. Dalam seharian, aku cuma baca doa apabila ingin makan. Waktu pagi tidak aku mulakan dengan syukur alhamdulillah. Subuh aku tinggalkan.
Zohor, Asar, Maghrib apatah lagi Isyak semua aku biarkan.
Kini aku ingin berubah. Dan apabila saudara seIslamku sendiri mencaci aku, aku merasa lebih buruk dari sebelum ini. Sedangkan sahabat-sahabat yang menjadi rakan berbualku di sini semuanya Kristian dan tidak pernah mereka memburukkan saudara seKristian mereka apabila dia cuba berubah. Allah, kenapa saudara-saudaraku sendiri begini?
Tidak tahukah mereka betapa susah aku cuba terus lurus di jalanMu, ya Allah?
Aku cuma mohon peringatan dan teguran dari mereka sekiranya aku silap. Dari dahulu aku ingatkan mereka, jangan sekali-kali biar aku terus bodoh berbuat kesilapan yang sama yang membuatkan mereka marah apatah lagi kecil hati. Tiada pernah mereka ingat. Apa mereka fikir aku bergurauan dalam meminta nasihat dan teguran dan bimbingan mereka?

Allah, apabila Engkau ambil sesuatu dari hambaMu, Engkau gantikan dengan yang lebih baik.
Itu janjiMu. Aku yakin ada yang lebih baik dari mereka.
Aku yakin dengan Allah. Aku pilih jalan Allah.

Maka di sini aku ingin minta maaf lagi. Minta maaf atas mulutku yang lancang dan tidak mengambil kira perasaan orang. Inilah balasanku, inilah ujianku dan aku redha. Maka cacilah aku sepuas hati dan biarlah aku kekal buruk di mata kalian. Aku cuma memohon dan merayu maafkan aku, lupakan aku. Jangan ambil peduli aku lagi. Anggap sahaja kita tiada pernah berkenalan sebelum ini. Aku akan buat yang sama untuk kamu. Tiada aku akan sebutkan nama kamu lagi selepas ini. Sememangnya hanya kata-kata boleh aku hulurkan sebagai pemulih hubungan kita, memandangkan ada antara kamu yang sudah benci memandang aku. Sungguh, aku berbuat kesilapan. Minta maaf. Aku hanya mampu jadi hero di internet kerana di sini aku sudah cukup buruk di mata orang. Minta maaf.

Apa yang kubuat di bilikku, pengotorkah aku, gagalkah assignmentku, tinggikah pointerku. Bukan urusan kalian semuanya. Aku akan minta maaf sendiri dengan kalian dan selepas itu biar Allah yang menentukan semuanya.

20131102

something about love

You will fall in love with someone who annoys you, whose orgasm face looks and feels pathetic. Despite all of this, there’s something keeping you drawn to them, something that makes you want to protect them from the harsh world. What you fail to realize, however, is that you are the harsh world. You aren’t their noble protector — you are someone to be protected from but it takes a lot of dates, a lot of nights where you question whether or not you are actually a good person, for this to ever resonate with you. When it’s over and whatever love is left is put back in the fridge like a sad plate of leftovers, you will finally understand that you have the power to hurt someone. You can either hurt them or love them and it’s up to you to decide what kind of role you would like to take on in future relationships. What feels more comfortable — being the one who loves more or being the one who’s loved less?
You will fall in love with someone who’s cold and always seemingly pushing you away. When all is said and done, they will be forever known as the one person you couldn’t get to love you. Unfortunately, it will hurt and sting worse than the good ones, the ones that chopped up your meat for you and picked out an eyelash from your eye and were nice to your mother, because love often feels like a game we need to win. And when we lose, when we realize we couldn’t get what we ultimately desired from a person, it makes us feel like a failure and erases all the memories of those who loved us in the past. It’s a permanent smudge on your love resume.
You will fall in love with someone for one night and one night only. They’ll come to you when you need them and be gone in the morning when you don’t. At first, this will make you feel empty and you’ll try to convince yourself that you could’ve loved this person for longer than a night, but you can’t. Some people are just meant to make cameo appearances, some are destined to be a pithy footnote. That’s okay though. Not every person we love has to stick around. Sometimes it’s better to leave while you’re still ahead. Sometimes it’s better to leave before you get unloved.
You will fall in love with the old couple down the street because to you they represent the impossible: a stable, long-lasting love. You’re trying to get someone to like you for more than ten minutes. A monogamous “never get sick of ya” love seems unfathomable. “What’s your secret, sir? Do you just say yes a lot?”
You will fall in love with smells, the good and the bad kind. You will want to wear your lovers shirt because it makes you feel close to them and you’re okay with being that PSYCHO who is legitimately sniffing their shirt in public. You will fall in love with sweat, certain perfumes, the smell of the season in which you fell in love. This particular love smells like fall. It smells like Halloween and a roaring fire and leaves and fog and mist and candy and food and family and whiskey and sex and the lint that collects on sweaters. When it ends, if it ends, you will never experience another fall without thinking of him, her, it. The memories will stick to the ground like a mound of leaves and will only dissipate when the weather drops.
You will fall in love with your friends. Deep, passionate love. You will create a second family with them, a kind of tribe that makes you feel less vulnerable. Sometimes our families can’t love us all the time. Sometimes we’re born into families who don’t know how to love us properly. They do as much as they can but the rest is up to our friends. They can love you all the time, without judgement. At least the good ones can.
This is where I’m supposed to tell you that you will fall in love with The One, a person who isn’t too cold or too nice. Their “O” face is perfectly fine and they’re not afraid to show how much they love you. This person is supposed to wait for us at the end of the twenty something road as some kind of reward for all the heartache and loneliness. We deserve them. We’ve earned this kind of love.
So fine. You’re going to fall in love with The One. You’re going to fall in love with someone who will make sense beyond college or a job or a particular season. They’ll make sense forever and won’t ever want to leave you behind. I’m telling you this not because it’s true but because it NEEDS to be true. Everyone is entitled to this kind of love, so why not? Have it. It’s yours. Blow out the candles on your 30th birthday, holding their hand, and let out an exhale that’s been waiting for ten years. Do it. Now

— 
Ryan O’Connell 

Saya Pilih Allah

Bercinta ni seronoknya memang tidak boleh dinafikan.
Pegang tangan dia, cium pipi dia, renung mata dia yang cantik/redup/menggoda/sewaktu dengannya.

Sebab itu kita perlu tunggu bila sudah jumpa dengan si dia yang memang sudah ditakdirkan Allah untuk kita.
Simpan hati kita untuk yang satu. 
Lama sangat nak tunggu? 
Penantian tu memang satu penyiksaan, siapa kata sebaliknya memang konfem bohong.
Tapi bila kita sudah dapat apa yang kita nantikan tu, perasaan dalam hati ketika tu memang tidak dapat digambarkan dengan kata semata-mata. Hanya Allah sahaja yang akan faham.

Allah tu kan suka tengok hambaNya gembira. Sebab tu Allah selalu uji kita. Dia uji kesabaran kita, kekuatan kita, ketabahan kita, keteguhan kita sebelum Dia berikan kefahaman, sebelum Dia berikan jalan. Sebab Allah suka tengok bila hambaNya gembira apabila hambaNya mulai faham kenapa dia diuji. 
Allah itu kan Maha Mengetahui. 

Lain orang lain cerita. Lain orang lain rezeki dia.

Kalau kita tengok ada orang yang muda-muda lagi sudah jumpa jodoh dia, bahagia ketawa dengan suami/isteri tercinta, pegang tangan pun dapat pahala, memanglah kita cemburu ^^
Tapi sabarlah. Allah bersama dengan mereka yang sabar.
Ada sebabnya kenapa Allah belum pertemukan lagi kita dengan jodoh kita.

Mungkin kita belum sedia?
Mungkin dia yang belum sedia?

Yakinkah kita dapat jaga anak orang? Jaga pakai makan minum dia? Yakinkah?

Itulah persoalannya.
Allah akan pertemukan kita dengan jodoh kita bila kita sudah sedia, bila dia sudah sedia, bila masanya tepat.

Ingatlah yang Allah itu pro dalam memilih perfect timing untuk setiap hambaNya.

Penantian itu memang sakit :) Apa lagi melihat pasangan-pasangan bercinta di sekeliling, post di wall kekasih I love you I miss you semua, makan bersama-sama, berjalan bersama-sama. Tapi itukan semua lebih manis lebih bahagia lebih afdal sekiranya kita buat dengan yang halal.

Maka, saya declare di sini, saya pilih Allah. 

Sebab Allah takkan pernah tinggalkan saya. 

20131031

Puisi Orang

Rindu

Ribut 
Mesti ada angin.
Biar kencang baru sebut ribut.

Hujan.
Mesti ada air.
Biar basah baru sebut hujan.

Petir.
Mesti ada kilat.
Biar meletop baru sebut petir.

Panas.
Mesti ada terik.
Biar berpeluh baru sebut panas.

Rindu????
Mesti ada rasa.
Biar merana baru sebut RINDU. 


Ambil dari senior semaktab Aqim Razali

20131028

Surat Cinta Online

Ini adalah surat cinta untuk kamu. Kamu boleh rasa tak sayang saya yang melekat pada setiap perkataan dalam surat ini? Kamu boleh bayangkan tak saya tersenyum sambil fikirkan kamu? Memang kamu takkan pernah baca surat ni, tapi tak mengapa. Saya ingat kamu dalam sujud. Saya bacakan kamu Al-Fatihah bila saya rindu. Kamu tak tahu tak apa, yang penting Allah tahu.
Tu pun sudah lebih dari cukup.

20131027

Adik Beradik

Sewaktu mendaftarkan diri masuk ke IPG Kampus Tawau, aku tiada pun terfikir aku akan dapat satu lagi set adik beradik. 49 orang semuanya.

Sedangkan di rumah dengan adik beradik dua tiga orang sudah terasa seperti Perang Dunia Ke-6 kadangkadang, apalagi kalau dengan 49 orang. Jadi sememangnya konflik itu buat suatu ketika dulu adalah sebahagian besar daripada kelas kami.

Kadangkadang kita akan gaduh adik kita, buli dia kutuk dia tapi kalau sudah orang lain yang buli dia gaduh dia kutuk dia, memang kita akan terus automatically back up adik kita. Begitulah aku rasa untuk 49 orang adik-adik aku di sini. So, maw tidak maw pun aku jadi sayang dengan dorang semua. Sudah samasama berendam airmata kecewa sedih ketawa gembira malu berjaga malam tiada tidur menyiapkan assignment bersama, kau tidak akan dapat elakkan diri kau dari sayang dorang semua. Apalagi dorang sahajalah yang akan menjadi pengganti keluarga kau yang jauh nun di rumah.

Kesimpulannya di sini, biarpun nama bapa di surat beranak itu tidak sama, bila kau daftarkan diri masuk ke dalam manamana institut pengajian tinggi sekalipun, kau akan secara automatik dapat satu set adik beradik baru. Dan menjadi tanggungjawab kau jaga dorang, bimbing dorang, didik dorang, nasihat dorang, bantu dorang dan bersamasama susah dan senang. Sebaik mungkin dengan perangai panas baran aku, aku cuba buat yang terbaik untuk adik beradik aku di sini.

Sengal macam mana pun aku dengan perangai sesetengah daripada mereka, aku usahakan agar biar yang perlu tahu sahaja yang akan tahu. Sebab dia adik kau. Sebab dialah yang kau akan cari suatu hari nanti meminta pertolongan dan pada saat itulah kau akan teringat yang kau pernah buat jahat pada dia dan pada saat itulah kau akan telan liur yang terasa pahit masin, rasa lidah yang kau jilat balik.

Aku harap junior kami yang baru daftar masuk bulan Jun2013 ni pun akan berusaha buat yang terbaik untuk satu sama lain mereka. Apatah lagi dengan bilangan yang terlalu sedikit, apalah sangat 15orang. Semoga mereka berhenti bergaduh dan mula sayangsayang. Ameen.

20131024

Lapar

Aku ingin bercerita tentang tabiat makan aku sekarang tapi rasanya tidak begitu banyak isi untuk aku kupas melainkan kenyataan bahawa aku lapar sepanjang masa sekarang. Bangun tidur cari makanan, sebelum tidur kena makan, sewaktu duduk diamdiam berfikir pasal makanan, baca buku terasa ingin makan, bila baring bangun cari makanan.

Entah dari mana datang nafsu kuat makan ni. Agaknya simptom pms. Entah. Tapi ikut pendapat aku, walaupun agak membimbangkan, ini merupakan suatu perkembangan yang bagus. Dengan umur yang mencecah 21 tahun, sepatutnya aku kelihatan seperti gadis dewasa yang sudah bersedia melangkah ke alam pekerjaan tapi aku malahan di anggap budak sekolah masih.

Dengan ketinggian 153cm yang selalu aku cuba sembunyi dengan kasut tinggi berinciinci dan berat dalam lingkungan 40-41kg, aku langsung tidak kelihatan seperti umurku. Kurus kering dan pendek, tiada daya tarikan langsung. Aku lebih pendek dari adik bungsuku.
Tidak pasti kalau aku patut rasa gembira kerana akan selamanya nampak seperti gadis pingitan atau malu kerana tidak akan pernah diambil serius disebabkan ketinggianku.

Aku sebenarnya bimbang dengan berat badanku. Kalau dibandingkan dengan rakan-rakan sebaya lain, aku seperti tengkorak hidup dengan lengan yang ketara menunjukkan struktur tulang bengkok sekaligus tidak melayakkan aku menjadi seorang polis wanita. Pipi aku cengkung, tulang-tulang aku ketara di badan.

Kalau dalam dua tiga bulan aku terusterusan risau, aku ambil keputusan untuk makan ubat cina yang menurut rakan dan makcikku boleh bantu aku gain weight dengan lebih berkesan berbanding appeton.

Tengoklah tahun 2014 nanti.

20131019

Marah?

Dulu bila aku marah, aku akan mengomel dalam hati.
Siap prepare speech dan comebacks in case tiba-tiba ada perang mulut dengan si fulan.
Aku tidak peduli apa consequences selepas aku marah.
Yang penting aku tidak simpan amarah itu dalam hati sehingga membusuk.

Aku masih keliru dengan konsep amarah.

Aku anak sulung. Terbiasa mengarah dan menjadi mandur kadangkala.
Terbiasa memerhati, mencari kesalahan dan menegur.
Caraku menegur memang jahat.
Aku orangnya celupar.
Dan kebiasaan menegur dan mengkritik ini aku bawa hingga sekarang.
Dan yang lagi teruknya, aku tidak kisah bercakap depan-depan.
Aku malahan orangnya suka pada konfrontasi.

Prinsip aku, bila aku tidak suka, tidak puas hati, marah, kecil hati dan aipa-apa yang boleh membawa kepada hati yang tidak tenang, aku akan pergi terus bercakap dengan orang yang menyebabkan rasa-rasa itu.
Bagi aku, itu lebih penting daripada aku simpan di dalam hati dan luahkan pada orang lain.
Itu hanya membawa kepada sesi mengumpat yang tidak sudah dan sekaligus membawa kepada penyebaran rumors dan fitnah.
Maka aku teguh dengan prinsip cakap lepasku.

Suatu ketika dulu aku malu bila mendengar kata-kata "mereka yang tiada dapat mengawal amarahnya itulah orang yang paling lemah."
Walhal aku menganggap aku paling hebat dalam menangani amarahku.
Wahai!

Dan baru-baru ini, aku marah pada seorang classmate.
Entah, tidak tenang aku rasa, balik-balik terfikirkan perbuatanku.
Setelah beberapa lama memikirkan dan cuba mencari nama untuk perasaan yang menyebabkan perasaan tidak tenang ini dalam hati aku, aku akhirnya faham yang aku merasa bersalah.
Astaghfirullahalazim.
Aku masih marah, eya, benar.
Tapi marahnya kerana aku merasa bersalah dengan perbuatanku.
Ini tidak pernah terjadi sebelum ini lalu kenapa sekarang tiba-tiba muncul perasaan ini?

Lalu aku berkeputusan, minta maaf.
Syukur alhamdulillah ada facebook.
Mungkin tindakan pengecut tapi aku cuma mampu minta maaf dari situ.
Dan syukur alhamdulillah, aku merasa tenang selepas minta maaf.


Tiada yang lebih indah dari meminta maaf bila berbuat salah.
Maka minta maaf.
Pada Allah, pada manusia dan terutamanya pada diri kita sendiri.
Ya Allah, sesungguhnya aku ini orang yang menzalimi diri sendiri. Maafkanlah aku, ya Allah.